Sejarah Jakjuj Makjuj
“Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kalian dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabbku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar’.” (Al-Kahfi: 93-98)
Kebangkitan Yakjuj Makjuj
Diriwayatkan dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan terbuka (dinding) Ya`juj dan Ma`juj sehingga mereka keluar sebagaimana yang difirmankan Allah ‘dari setiap ketinggian mereka bergerak dengan cepat’. Lalu mereka menguasai bumi. Dan kaum muslimin menjauhi mereka sehingga tinggallah kaum muslimin di kampung dan benteng-benteng mereka, lalu mereka kumpulkan hewan-hewan ternak bersama mereka. Sehingga tatkala mereka (Ya`juj dan Ma`juj) lewat di sebuah danau, mereka pun meminum (air) nya hingga tidak menyisakan sedikitpun. Maka orang yang terakhir dari mereka melewati bekasnya, lalu salah seorang dari mereka berkata: ‘Di tempat ini tadi ada air.’ Lalu merekapun mengalahkan penduduk bumi, lalu salah seorang dari mereka berkata: ‘Mereka ini penduduk bumi, kita telah selesai dari mereka. Maka kita akan mengalahkan penghuni langit.’ Sampai salah seorang dari mereka ada yang melemparkan tombaknya1 ke langit lalu kembali dalam keadaan berlumuran darah, lalu mereka berkata: “Kami telah membunuh penghuni langit.” Di saat mereka dalam keadaan demikian, seketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirim binatang-binatang seperti ulat, lalu menyerang leher (tengkuk) mereka. Mereka pun mati seperti matinya belalang, saling bertumpuk satu dengan yang lain. Sehingga kaum muslimin pun tidak mendengar lagi tentang perbuatan mereka. Lalu mereka mengatakan: ‘Siapakah orang yang mau mengorbankan dirinya untuk melihat apa yang mereka lakukan?’ Salah seorang dari mereka lalu keluar dengan siap merelakan dirinya untuk dibunuh oleh Ya`juj dan Ma`juj. Ternyata dia mendapati mereka (Ya`juj dan Ma`juj) sudah menjadi bangkai. Diapun berseru: ‘Bergembiralah, telah binasa musuh kalian.’
Manusia pun keluar lalu melepaskan hewan ternak mereka. Maka merekapun tidak mempunyai makanan kecuali daging-daging mereka (Ya`juj dan Ma`juj), sehingga menjadikan mereka gemuk seperti gemuk yang paling sempurna dari tumbuhan yang pernah ia makan.” (HR. Ibnu Majah no. 4079. Dishahihkan Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Ibnu Majah)
No comments:
Post a Comment